Jakarta (ANTARA) - Pelatih timnas Qatar Felix Sanchez berharap pengorbanan besar para pemainnya yang telah melakukan persiapan dalam waktu lama untuk Piala Dunia 2022 akan terbayar saat skuad tuan rumah itu memulai laga pertama Minggu.

Qatar sudah menghentikan kompetisi Stars League pada September untuk memungkinkan para pemain internasionalnya berlatih bersama dan memainkan beberapa pertandingan persahabatan untuk mempersiapkan Piala Dunia 2022.

Itu melibatkan para pemain, yang semuanya tampil di liga domestik Qatar, menghabiskan beberapa pekan jauh dari keluarga dan Sanchez memuji komitmen mereka untuk berkembang sebagai satu tim bersama menjelang pertandingan Grup A melawan Ekuador, Minggu (20/11).

Baca juga: Grup A Piala Dunia: Belanda unggulan, yang lain tak bisa diremehkan

"Jelas semua yang telah kami lakukan dalam tiga tahun terakhir adalah untuk memiliki tim yang sangat kompetitif di Piala Dunia. Situasi setiap negara berbeda dan kami adalah negara kecil," kata Sanchez kepada wartawan, seperti dikutip Reuters.

"Semua pemain kami bermain di liga lokal, jadi kami memutuskan salah satu cara untuk memperkuat tim nasional adalah... membuat pengorbanan besar dan menghabiskan waktu lama di luar negeri.

"Ini menunjukkan komitmen para pemain kami. Semua waktu yang dihabiskan di luar negeri untuk berlatih dan berkompetisi adalah untuk besok, 20 November, jadi kami bisa memulai kompetisi dengan baik."

Kapten Qatar Hassan Al-Haydos, yang hampir 170 kali memperkuat tim nasional, mengaku bangga memimpin tim yang mengejutkan dunia ketika mereka menjuarai Piala Asia 2019.

"Ini mimpi masa kecil," katanya. "Kami mencoba untuk lolos dan kami tidak berhasil di masa lalu. Tapi jika kami bermain di kualifikasi, saya yakin kami akan lolos."

Baca juga: Piala Dunia Qatar beri tambahan pendapatan lebih banyak bagi FIFA

Qatar pernah terkenal karena kebijakan tidak sabar dalam perekrutan dan pemecatan pelatih timnas, tetapi mereka telah bertahan dengan Sanchez selama lebih dari lima tahun, mempercayai pelatih asal Spanyol itu yang bekerja dengan tim junior Qatar ketika dia tiba di Akademi Aspire pada 2006.

Pemain yang sama bermain di bawah binaannya untuk tim junior kini menjadi inti tim senior.

“Setelah bertahun-tahun, ini adalah akhir dari sebuah siklus – 16 tahun bekerja di negara ini. Saya telah berada dalam sebuah proyek, berkembang dan mengikuti langkah para pemain di tim nasional,” kata Sanchez.

"Ini sumber kebanggaan yang sangat besar. Saya akan mencoba menikmati momen ini."

Tapi Sanchez tahu bahwa lawan grup mereka Ekuador, Senegal dan Belanda tidak akan mudah menyerah.

"Kami tahu ini tiga pertandingan (grup), kami tahu potensi lawan kami. Mereka adalah tim nasional yang karena sejarah dan bakat individu mereka, mereka di atas kami," katanya.

"Di atas kertas mereka harus mendapatkan tiga poin, mungkin mereka berharap untuk meraih tiga poin. Tapi kami di sini untuk menunjukkan bahwa kami bisa menjadi tim yang kompetitif. Kami akan membawa permainan A kami."

Baca juga: Infantino kecam "kemunafikan" kritikus Barat soal catatan HAM Qatar
Baca juga: Melihat peluang tim-tim Asia dalam Piala Dunia 2022

Pewarta: Teguh Handoko
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2022